Sobat,
alhamdulillah kali ini MKI ( Majelis Kerohanian Islam ) punya kesempatan untuk
berbagi ilmu, yang insyalloh bermanfaat banyak nih buat sobat semuanya, simak
dan renungkan ya...
Sobat, Bersemangatlah dalam menuntut ilmu agama..
Ketahuilah
sobat, Ayat pertama yang diturunkan Allah adalah Surat Al-‘Alaq, di dalam ayat
itu Allah memerintahan kita untuk membaca dan belajar. Maka, menuntut ilmu
agama termasuk amal yang paling mulia, dan ia merupakan tanda dari kebaikan. Allah
Ta’ala berfirman yang artinya, “Allah
telah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu dari kalian
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” [Al
Mujaadilah: 11]. Allah Ta’ala telah menjelaskan keistimewaan orang-orang
berilmu yang digandengkan dengan iman. Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang dikehendaki oleh
Allah untuk mendapatkan kebaikan, akan dimudahkan untuk memahami ilmu agama”
(HR. Bukhari-Muslim). Dengan menuntut ilmu agama seseorang akan mendapatkan
pengetahuan yang bermanfaat baginya untuk melakukan amal shalih.
Nah, dari
sisi keilmuan dan pengamalan terhadap ilmu, manusia terbagi menjadi 3 jenis:
Jenis yang
pertama yaitu orang
yang berilmu dan mengamalkan ilmunya. Mereka ini adalah orang-orang yang diberi
petunjuk oleh Allah untuk menempuh shiratal mustaqim, yaitu jalan yang lurus
yang telah ditempuh oleh para nabi, orang-orang jujur, pada syuhada, dan
orang-orang shalih. Dan merekalah teman yang terbaik.
Jenis yang
kedua yaitu orang
yang berilmu namun tidak mengamalkannya. Mereka ini adalah orang-orang yang
dimurkai oleh Allah.
Jenis yang
ketiga yaitu orang
yang beramal tanpa ilmu. Mereka ini adalah orang-orang yang sesat.
Kemudian,
ketahuilah sobat , ilmu yang bermanfaat itu di ambil dari Al Qur’an dan hadits,
dengan bantuan para pengajar,dan agar amalmu termasuk amal shalih, wajib bagimu
untuk mempelajari hal-hal pokok yang menegakkan agamamu. Seperti mempelajari
tentang shalat, puasa, haji, zakat, juga mempelajari perkara muamalah yang
engkau butuhkan. Agar engkau dapat mengambil yang boleh saja dan tidak
terjerumus pada hal yang diharamkan oleh Allah Ta’ala.
Maka
bersemangatlah membaca kitab-kitab yang bermanfaat, dan berkonsultasilah dengan
para ulama. Hal ini bisa dilakukan dengan menghadiri pengajian-pengajian ( he
he ikut MKI juga termasuk di dalamnya lhoJ ), atau mendengarkan program-program Islami dari
siaran radio, atau membaca majalah atau buletin yang membahas permasalahan
agama, jika engkau bersemangat, tentu bersinarlah cahaya ilmu bagimu dan
teranglah penglihatanmu.
Dan jangan
lupa sobat, ilmu itu akan disucikan dengan amal. Jika engkau mengamalkan apa
yang telah engkau ilmui, maka Allah Ta’ala akan menambahkan ilmu bagimu.
Sebagaimana peribahasa orang arab “Orang yang mengamalkan apa yang telah ia
ilmui, maka Allah akan mewarisinya ilmu yang belum ia ilmui”. Peribahasa
ini dibenarkan oleh firman Allah Ta’ala yang artinya: “Bertaqwalah kepada
Allah, maka Allah akan membuatmu berilmu. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu” [Al Baqarah: 272]
Allah Ta’ala
telah memuji para ulama yang mengamalkan ilmunya, dan mengangkat derajat mereka
dalam Al Qur’an. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Apakah sama antara
orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu? Sesungguhnya hanya orang
yang berakal saja yang dapat menerima pelajaran” [Az Zumar: 9 ]
Nah, biar
tambah semangat nuntut ilmu agamanya, simak juga keutamaan ilmu ini nih....
Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengumpulkan keutamaan ilmu ini yaitu
1.
Bahwa ilmu dien adalah warisan para nabi SAW, warisan
yang paling mulia dan berharga. Rasulullah SAW telah bersabda: “Keutamaan sesorang ‘alim (berilmu) atas
seorang ‘abid (ahli ibadah) seperti keutamaan bulan atas seluruh
bintang-bintang. Sesungguhnya ulama itu pewaris para nabi. Sesungguhnya para
nabi tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu,
maka barangsiapa mengambilnya (warisan ilmu) maka dia telah mengambil
keuntungan yang banyak.” (HR. Tirmidzi).
2.
Ilmu itu tetap akan kekal sekalipun pemiliknya telah
mati, berbeda dengan harta. Karena harta yang jadi rebutan manusia itu pasti
akan sirna. Rasul SAW bersabda: “Jika
manusia mati terputuslah amalnya kecuali tiga: shadaqah jariyah, atau ilmu yang
dia amalkan atau anak shalih yang mendoakannya.”
3.
Ilmu, sebanyak apapun tak menyusahkan pemiliknya untuk
menyimpan, tak perlu gedung yang tinggi dan besar untuk meletakkannya. Cukup
disimpan dalam dada dan kepalanya, bahkan ilmu itu yang akan menjaga pemiliknya
sehingga memberi rasa nyaman dan aman, lain halnya dengan harta yang semakin
bertumpuk, semakin susah pula untuk mencari tempat menyimpannya, belum lagi
harus menjaganya dengan susah payah bahkan bisa menggelisahkan pemiliknya.
4.
Ilmu, bisa menghantarkan pemiliknya menjadi saksi atas
kebenaran dan keesaan Allah. Sedang pemilik harta? Harta sama sekali takkan
menghantarkan pemiliknya sampai ke derajat sana.
5. Para Ahli
ilmu agama termasuk golongan petinggi kehidupan yang Allah perintahkan supaya
orang mentaatinya, tentunya selama tidak menganjurkan durhaka kepada Allah dan
RasulNya, sebagaimana firmanNya:“Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) dan ulil amri
di antara kamu.” (An-Nisa: 59).
6.
Para ulama, mereka itulah yang tetap tegar dalam
mewujudkan syariat Allah hingga datangnya hari kiamat. Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Salam telah bersabda:. “Barangsiapa
yang Allah kehendaki padanya kebaikan, maka Allah akan fahamkan dia dalam
(masalah) agama. Aku adalah Al-Qasim (yang membagi) sedang Allah Azza wa Jalla
adalah yang Maha Memberi. Umat ini akan senantiasa tegak di atas perintah
Allah, tidak akan membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka
sampai datang putusan Allah.” (HR. Al-Bukhari).
7. Rasulullah SAW
menggambarkan para pemilik ilmu dengan lembah yang bisa menampung air yang
bermanfaat terhadap alam sekitar, beliau bersabda, yang artinya:
Perumpamaan
dari petunjuk ilmu yang aku diutus dengannya bagaikan hujan yang menimpa tanah,
sebagian di antaranya ada yang baik (subur) yang mampu menampung air dan
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak, di antaranya lagi ada
sebagian tanah keras yang (mampu) menahan air yang dengannya Allah memberikan
manfaat kepada manusia untuk minuman, mengairi tanaman dan bercocok tanam. Dan
sebagian menimpa tanah tandus kering yang gersang, tidak bisa menahan air yang
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
Orang yang
memahami agama Allah dan memanfaatkan apa yang aku bawa, maka dia mempelajari
dan mengajarkannya. Sedangkan orang yang tidak (tidak memperhatikan ilmu) itu
(maka) dia tidak mendapatkan petunjuk Allah (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
8. Ilmu adalah
jalan menuju Surga, tiada jalan pintas menuju Surga kecuali ilmu. Sabdanya: Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka
Allah mudahkan baginya jalan menuju Surga.” (HR. Muslim).
9. Ilmu
merupakan pertanda kebaikan seorang hamba. Sabda beliau
SAW : “Siapa yang Allah kehendaki kebaikan, Allah akan
pahamkan dia (masalah) dien.” (Al-Bukhari).
10. Ilmu adalah cahaya yang menerangi kehidupan hamba
sehingga dia tahu bagaimana beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan para
hamba Allah.
Orang ‘alim
(berilmu) adalah cahaya bagi manusia lainnya. Dengan dirinyalah manusia dapat
tertunjuki jalan hidupnya.
11.
Allah akan mengangkat derajat Ahli Ilmu (orang alim)
di dunia dan akhirat.
Karena itulah Sobat, mari kita gali ilmu agama secara benar dari sumber
aslinya yaitu Al-Qur’an dan Sunnah melalui pemahaman para Salafus-Shalih yakni
para sahabat radhiyallahu ‘anhum serta para pengikutnya hingga hari akhir.
Semangat sobat.......;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar